FARMASETIKA DASAR : TABLET BERSALUT ENTERIK ( TABLET LEPAS TUNDA)
TABLET
BERSALUT ENTERIK ( TABLET LEPAS TUNDA)
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
PEMBAHASAN
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat
merupakan semua zat, baik kimiawi, hewani, maupun nabati dalam dosis layak
dapat menyembuhkan, meringankan atau mencegah penyakit berikut gejalanya.
Kerja farmakologi senyawa obat berhubungan dengan kadar obat dalam tubuh yang
ditentukan oleh berbagai macam faktor, antara lain: karakteristik individu
(ras, bobot, keadaan fisiologis, dll.), rute pemberian , bentuk sediaan obat ya
ng diberikan, dll. Dua Faktor yang terakhir berkaitan dengan ketersediaan
hayati yang dapat dihasilkan oleh masing-masing rute pemberian dan sediaan obat
tersebut.
Sehubungan
dengan masalah ketersediaan hayati tersebut di atas, maka untuk mendapatkan
efek terapeutik yang sama atau kadar obat dalam tubuh yang sama, dosis yang
harus diberikan pada tiap rute dan bentuk sediaan obat harus disesuaikan.
Khusus untuk sediaan-sediaan yang lepas segera seperti sediaan tablet salut
enterik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Tablet Bersalut Enterik ?
2. Bagaimana formulasi sediaan Tablet Bersalut Enterik ?
3. Bagaimana Cara Pembuatan Tablet Bersalut Enterik ? Hal
– hal apa yang harus diperhatikan dalam cara pembuatannya ?
4. Jelaskan salah satu contoh Obat Tablet Bersalut
Enterik ?
C. Tujuan
Untuk
mengetahui arti dari Tablet Bersalut Enterik, formulasinya, cara pembuatannya
dan hal – hal yang harus diperhatikan serta menjelaskan salah satu contoh Obat
Tablet Bersalut Enterik.
Tablet
adalah sediaan padat kompak , dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung
pipih atau sirkuler. Kedua permukaannya rata atau cembung mengandung satu jenis
obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan
Tablet
adalah sediaan padat, dibuat secara kempa-cetak berbentuk rata atau
cembung rangkap, umumnya bulat mengandung satu jenis obat atau
lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat
berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelican, zat
pembasah atau zat lain yang cocok
Tablet baik
digunakan untuk tujuan pengobatan lokal atau sistemik. Pengolongan tablet
untuk pengobatan lokal misalnya:
1. Tablet
untuk vagina, berbentuk seperti amandel, oval dan digunakan sebagai
anti infeksi, anti fungi, penggunaan hormone secara lokal.
2. Lozenges,
trochisci, digunakan untuk efek lokal di mulut dan di tenggorokan,
umumnya digunakan sebagai anti infeksi.
Pengobatan
untuk mendapatkan efek sistemik, selain tablet biasa yang ditelan masuk perut
terdapat pula yang lain seperti:
1. Tablet
bukal, digunakan dengan cara dimasukkan di antara pipi dan gusi dalam rongga
mulut, biasanya berisi hormon steroid, absorpsiterjadi melalui mukosa mulut
masuk peredaran darah.
2. Tablet
sublingual, digunakan dengan jalan dimasukkan di bawah lidah, biasanya berisi
hormon steroid. Absorbsi terjadi mukosa masuk peredaran darah. Tablet
nitroglycerinum juga merupakan tablet sublingual karena cepat memberi efek pada
jantung dan bila melalui lambung akan rusak.
3. Tablet
implantasi, berupa pellet, bulat atau oval pipih, steril dimasukkan secara
implantasi dalam kulit badan. Sedangkan tablet hipodermik dilarutkan dalam air
steril untuk injeksi untuk disuntikkan di bawah kulit.
Tablet digolongkan berdasarkan metode pembuatan,
berdasarkan distribusi obat dalam tubuh, berdasarkan jenis bahan penyalut.
Penyalutan tablet bertujuan melindungi zat aktif dari udara, kelembapan, atau
cahaya ; menutup rasa dan bau yang tidak enak; membuat penampilan lebih baik;
dan mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran cerna.
Tablet salut terdiri atas beberapa macam yaitu
(Syamsuni,2008) :
· Tablet salut biasa (dragee)
· Tablet salut selaput(film-coated tablet)
· Tablet salut enterik ( enteric-coated tablet)
· Tablet lepas lambat ( sustained-release tablet)
Persyaratan Tablet Menurut FI ed.III dan ed.IV (Syamsuni,2008).
- Keseragaman Ukuran
Diameter tablet tidak lebih dari 3
kali dan tidak kurang dari 1 sepertiga kali dari ketebalan tablet.
- Keseragaman Bobot
Tablet tidak bersalut harus memenuhi
syarat keseragaman bobot yang ditetapkan sebagai berikut: Timbang 20 tablet,
hitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu,
tidak boleh dari 2 tablet yang masing- masing bobotnya menyimpang dari
bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A, dan
tidak 1 tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih
harga yang ditetapkan kolom B. Jika tidak mencukupi 20 tablet, maka dapat
digunakan 10 tablet; tidak 1 tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih besar
dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom A dan tidak 1 tablet pun yang
bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata - rata yang ditetapkan kolom B.
- Waktu hancur
Tablet dinyatakan hancur jika tidak
ada bagian tablet yang tertinggal di atas kasa, kecuali fragmen yang
berasal dari zat penyalut. Kecuali dinyatakan lain, waktu yang diperlukan
untuk menghancurkan kelima tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak
bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet bersalut gula dan
bersalut selaput. Jika tablet tidak memenuhi syarat ini, ulangi
pengujian menggunakan tablet satu persatu, kemudian ulangi lagi menggunakan 5
tablet dengan cakram penuntun.
-
Kekerasan
tablet
Pengukuran kekerasan tablet digunakan untuk mengetahui
kekerasannya, agar tablet tidak terlalu rapuh atau terlalu keras. Kekerasan
tablet erat hubungannya dengan ketebalan tablet, bobot tablet, dan waktu hancur
tablet.
-
Keregasan
tablet (friability)
Friability adalah persen bobot yang hilang setelah
tablet diguncang. Penentuan keregasan atau kerapuhan tablet dilakukan terutama
pada waktu tablet akan dilapis (coating).
Tablet bersalut gula adalah tablet
yang disalut dengan larutan gula atau zat lain yang cocok dengan atau tanpa
penambahan zat warna. Tablet besalut kempa adalah adalah tablet yang disalut
dengan kempa cetak dengan massa granulat yang terdiri dari laktosa, kalsium
fosfat atau zat lain yang cocok. Tablet bersalut selaput adalah tablet yang
disalut dengan lapisan yang dimuat dengan cara pengendapan zat penyalut dari
pelarut yang cocok. Tablet bersalut enterik adalah tablet yang disalut
dengan zat penyalut yang relatif tidak larut dalam asam lambung,
tetapi larut dan hancur dalam lingkungan basa usus halus .
PEMBAHASAN
A. Definisi Tablet Bersalut Enterik
Tablet lepas tunda atau tablet salut enterik yakni
jika obat dapat rusak atau inaktif karena cairan lambung atau dapat mengiritasi
mukosa lambung, maka diperlukan bahan penyalut enterik yang bertujuan untuk
menunda pelepasan obat sampai tablet melewati lambung. (Syamsuni,2008)
B. Formulasi Tablet Bersalut Enterik
Untuk membuat tablet ini diperlukan
zat tambahan berupa zat pengisi, zat pengikat, penghancur, dan zat pelicin.
Zat pengisi dimaksudkan untuk
memperbesar volume tablet (Biasanya digunakan Saccharum Lactis, Amylum Manihot,
Calcii Phoshas, Calcii Carbonas dan zat lain yang cocok).
Zat pengikat dimaksudkan agar tablet
tidak pecah atau retak, dapat merekat (Biasanya digunakan adalah mucilage Gummi
Arabica 10 - 20% (panas), Solutio Methylcellulosum 5%). Zat penghancur,
dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam perut (Biasanya yang digunakan
adalah Amylum Manihot kering, Gelatinum, Agar - agar. Natrium Alginat).
Zat pelicin, dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan. Biasanya
digunakan Talcum 5%, Magnesii Stearas, Acidum Stearanicum.
Zat Penyalut mengandung bahan yang akan dilekatkan ke permukaan tablet, dan
juga mengandung pelarut yang bertindak sebagai pembawa bahan-bahan tersebut.
Pelarut ini harus dihilangkan selama proses penyalutan.Sebagai bahan salut
enteric adalah campuran serbuk lilin karnauba atau asam stearat dan serabut
tumbuh-tumbuhan dari agar-agar atau kilit pohon elm. Bila tablet ditelan,
serabut tersebut akan menghisap air, mengembang dan terjadi proses
penghancuran. Dengan mengatur rasio serabut tumbuh-tumbuhan dan mengubah
tebalnya salut, waktu hancur yang diperlukan dan dikontrol.
Penyalut enterik yang memuaskan ialah dengan Cellulose Acetatis Phthalatum.
Tablet salut enterik adalah tablet yang disalut dengan zat yang relatif tidak
larut dalam asam lambung, tetapi larut dalam usus halus. Penyalut enteric dimaksutkan
agar obatnya tidak mengitir perut, dikehendaki agar obat berkhasiat dalam usus
dseperti antelmintika, menghindari obat menjadi inaktif dalam cairan lambung,
yaitu karena pH rendah atau dirusak enzim digestif dalam perut.
C.
Pembuatan Tablet
Bersalut Enterik
Masukkan 1 tablet pada
masing-masing tabung dari keranjang, bila tablet mempunyai penyalut luar yang
dapat larut, celupkan keranjang dalam air pada suhu kamar selama 5 menit. Tanpa
menggunakan cakram jalankan alat, gunakan cairan lambung buatan LP bersuhu
37º ± 2º sebagai media. Setelah alat dijalankan selama satu jam, angkat
keranjang dan amati semua tablet: tablet tidak hancur, refak atau menjadi
lunak. Kemudian masukkan satu cakram pada tiap tabung dan jalankan alat, gunakan
cairan usus buatan LP bersuhu 37º ± 2º sebagai media selama jangka
waktu 2 jam ditambah dengan batas waktu yang dinyatakan dalam masing-masing
monografi atau bila dalam monografi dinyatakan hanya tablet salut enterik,
maka hanya selama batas waktu yang dinyatakan.dalam monografi. Angkat keranjang dan amati semua tablet: semua tablet harus hancur sempurna.
Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12
tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna
Waktu hancur tablet enterik pengujian dilakukan dengan cara
menggunakan alat dan cara seperti pada penentuan waktu hancur tablet tidak
bersalut enteric, hanya air dig anti dengan kira-kira 250 ml Asm Klorida 0,06
N. pengujian selama 3 jam, tablet tidak larut kecuali zat penyalut. Keranjang
diangkat dan tablet di cuci dengan air. Larutan asam lalu dig anti dengan
larutan dapar pH 6,8 dan suhu di atur antara 36o-38o
dan keranjang dicelupkan kedalam larutan tersebut dan kemudian pengujian di
lanjutkan selama 60 menit. Pada akhir pengujian tidak terdapat bagian tablet
diatas kasa kecuali fragmenzat penyalut. Jika tidak memenuhi syarat, pengujian
diulangi dengan menggunakan 5 tablet dengan cakram penentuan dan tablet ini
harus memenuhi syarat.
D. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan
Tablet Bersalut Enterik
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan
tablet bersalut enterik yaitu :
-
Bahan Awal dan Sistem Penomoran Batch
Semua bahan
awal harus memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan baik terhadap sertifikat
analisa bahan awal maupun dengan pemeriksaan sendiri. Semua pemasukan,
pengeluaran dan sisa bahan harus dicatat oleh petugas yang berwenang dan setiap
catatan harus dilengkapi dengan nomor batch/lot. (Nomor batch adalah
penandaan yang terdiri dari angka atau huruf atau gabungan keduanya yang
merupakan tanda pengenal suatu batch, yang memungkinkan penelusuran
kembali riwayat lengkap pembuatan batch tersebut, termasuk tahap
produksi, pengawasan, distribusi).
-
Penimbangan dan Penyerahan Bahan
Pada saat
penimbangan perlu diperhatikan kapasitas, ketepatan dan ketelitian alat timbang
yang digunakan. Jumlah bahan yang ditimbang juga harus sesuai dengan yang
diperlukan. Selain itu Kebersihan tempat penimbangan bahan dan penyerahannya
harus selalu dijaga dengan cara menggunakan peralatan yang sesuai dan bersih.
-
Pengolahan Bahan Menjadi Produk Jadi
Semua bahan
dan peralatan yang dipakai dalam proses pengolahan harus diperiksa lebih dahulu
sebelum digunakan sesuai persyaratan yang ditetapkan. Kegiatan pengolahan
dilaksanakan mengikuti prosedur tertulis.
-
Pencemaran Produk Jadi
Menjaga
pencemaran secara kimia atau mikrobiologi terhadap suatu produk obat. hal ini
dapat merugikan, membahayakan pengguna obat (konsumen), mengurangi efek
terapeutik dan dapat mempengaruhi kualitas obat.
-
Pengemasan
produk
Fungsi dari
kemasan adalah untuk melindungi suatu produk terhadap pengaruh dari luar
seperti: kelembaban, cahaya, sinar matahari dan lain-lain, selain itu kemasan
juga merupakan sebagai tanda pengenal atau identitas yang dapat membedakan
produk yang satu dengan yang lain. Hal ini dapat menghindari terjadinya
kesalahan dan untuk memudahkan dalam proses transportasi.
Parameter
dalam memeriksa pengemasan pada tablet adalah :
• Strip/blister tidak bergeser
• Potongan tepat
• Tidak bocor
• Tidak kotor
• No batch/ tanggal kadaluarsa
tercetak jelas
• Brosur terlampir
• Dus lipat, dus luar tersegel
-
Penyimpanan Bahan Awal, Produk Ruahan dan Obat Jadi
Semua bahan
disimpan rapi dan teratur untuk mencegah resiko terjadinya kontaminasi atau
pencemaran silang. Selain itu juga dimaksudkan untuk memudahkan pemeriksaan,
pengambilan juga pemeliharaan. Jarak penyimpanan harus diperhatikan antara satu
jenis bahan dengan jenis bahan lain, juga antara bahan dengan dinding serta
lantai. Bahan disimpan dalam kondisi lingkungan yang sesuai dengan suhu dan
kelembabannya. Untuk bahan awal, produk antara, produk ruahan, dan obat jadi
harus dikarantina terlebih dahulu selama menunggu hasil pemeriksaan dari bagian
pengawasan mutu.
Penyimpanan Tablet Secara umum : Tablet harus disimpan dalam wadah
yang tertutup rapat dan terlindung dari cahaya, lembab, gesekan dan guncangan
mekanik. Kondisi penyimpanan khusus harus dicantumkan dalam etiket. Tablet
harus cukup bertahan selama proses penanganan, misal pada saat pengemasan dan
transportasi, tanpa harus kehilangan intregitasnya. Stabilitas Penyimpanan tablet
salut enterik harus disimpan pada suhu kurang dari 30°C
-
Pengawasan
distribusi obat
Hal ini
perlu dilakukan agar obat jadi yang pertama diterima akan dikeluarkan terlebih
dahulu, sehingga memudahkan penyelidikan dan penarikan kembali jika diperlukan.
Hal ini juga dapat menghindari adanya obat yang sudah dikadaluarsa tapi belum
terjual.
-
Cara
Penggunaan
Tablet salut Enterik yang telah dipasarkan harus diberikan dalam dosis yang
tepat. jika diinginkan dosis dapat dibagi rata agar dapat memberikan efek yang
akurat.
E.
Contoh Obat
Tablet Bersalut Enterik
Obat Tablet Bersalut Enterik yaitu Voltaren. Volataren mengandung zat
aktif, Natrium Diklofenak.
Voltaren
Voltaren
Novartis
Indonesia
Termasuk Golongan Obat Keras. Termasuk Obat Generik.
Komposisi : Tab/Inj/Supp
Diclofenac Na 25 mg; 50mg; 75mg/3ml. Emulgel
Diclofenac diethylamon.
Indikasi : Tab/Inj
IM/Supp Peradangan dan bentuk degeneratif pada reumatik, artritis
reumatoid, spondilitis ankilosa, osteo artritis dan spondiloartritis, sindrom
nyeri kolumna vertebralis (tulang punggung), reumatik non-artikular, serangan
akut gout. Inj IV Terapi atau
pencegahan nyeri pasca operasi pasien di RS.
Emulgel Terapi lokal inflamasi traumatik pada tendon, ligamen,
otot, persendian, salah urat, terkilir, memar. Reumatik jari lunak yang
terlokalisir: tendovaginitas, bursitis. Periartropati. Peny reumatik (OA pada
sendi perifer dan vertebrata).
Dosis : Tab Dewasa 50 mg 2-3 x/hr. Kasus ringan : 75-100 mg/hr. Anak >1 0.5-2 mg /kgBB/hr dalam dosis terbagi. Tab SR Dewasa Awal 100-150 mg/hr. Kasus ringan, 1 tab/hr biasanya cukup adekuat. Tab Retard 100 mg/hr atau 2 tab Voltaren SR 75. Inj (IM/IV) Dewasa 1-2 amp/hr (kasus berat) selama kurang lebih 2 hr. Supp 2 x supp 50 mg atau 1 x supp 100 mg pada malam hari. Kasus yang lebih berat : dikombinasikan dengan 25/50 mg tab. Maksimal : 150 mg/hr. Emulgel Oleskan 3-4 x/hr.
Penggunaan Obat : Berikan segera sesudah makan. Telan utuh, jangan dikunyah/dihancurkan.
Kontra Indikasi : Tukak peptik. Proktitis (supp). Emulgel : Asma, Urtikaria, rinitis akut yang ditimbulkan oleh salisat atau obat AINS lainnya.
Perhatian : Peny GI, asma, kerusakan fungsi hati, ginjal dan jantung. Pasien dalam terapi dengan diuretika. Pada pemakaian jangka lama, tes fungsi hati dan darah secara teratur. Hamil, laktasi, porfiria, deplesi volume ekstraselular. Gangguan untuk mengemudi dan menjalankan mesin. Emulgel : Hanya digunakan pada permukaan kulit yang utuh/sehat. Hindari kontak dengan mata dan selaput lendir. Jangan dibiarkan bersama sediaan oral.
Efek Samping : Gangguan GI, sakit kepala, pusing, vertigo, ruam kulit, peningkatan serum transaminase. Jarang : Ulkus peptikum, pendarahan GI, fungsi hati abnormal, hipersensitivitas, hepatitis. Gangguan sensasi dan penglihatan, gangguan sistem KV, pankreatitis, meningitis aseptik, pneumonitis, eritema multiforme, diskrasia darah, purpura, eritroderma, sindroma Lyell, sindroma Stevens Johnson. Emulgel : Dermatitis kontak alergik atau non alergik. Ruam kulit, reaksi hipersensitivitas dan fotosensitivitas.
Cara Kerja Obat : Diklofenak adalah golongan obat non steroid dengan aktivitas anti inflamasi, analgesik dan antipiretik. Aktivitas diklofenak dengan jalan menghambat enzim siklo-oksigenase sehingga pembentukan prostaglandin terhambat.
Interaksi Obat : Litium, melotreksat, digoksin, siklosporin, diuretika, antikoagulan, antidiabetik oral, kuinolon, obat steroid (Prednison,dll).
Kemasan/Harga : Tablet salut enterik 25 mg x 5 x 10 (Rp118,040). 50 mg x 5 x 10 (Rp205,640). Tablet bersalut lepas lambat 75 mg x 5 x 10 (Rp281,670). Tab Retard 100 mg x 5 x 10 (Rp383,300). Amp 75 mg/3ml x 5 (Rp160,470). Supp 50 mg x 10 (Rp77,855). 100 mg x 10 (Rp137,795).
Keamanan Kehamilan (AS) : Oral : C, D (pada trimester 3 atau menjelang persalinan) ; Parenteral : B, D (pada trimester 3 atau menjelang persalinan).
Penyimpanan : Simpan di tempat yang sejuk dan kering serta terlindung dari cahaya.
Dosis : Tab Dewasa 50 mg 2-3 x/hr. Kasus ringan : 75-100 mg/hr. Anak >1 0.5-2 mg /kgBB/hr dalam dosis terbagi. Tab SR Dewasa Awal 100-150 mg/hr. Kasus ringan, 1 tab/hr biasanya cukup adekuat. Tab Retard 100 mg/hr atau 2 tab Voltaren SR 75. Inj (IM/IV) Dewasa 1-2 amp/hr (kasus berat) selama kurang lebih 2 hr. Supp 2 x supp 50 mg atau 1 x supp 100 mg pada malam hari. Kasus yang lebih berat : dikombinasikan dengan 25/50 mg tab. Maksimal : 150 mg/hr. Emulgel Oleskan 3-4 x/hr.
Penggunaan Obat : Berikan segera sesudah makan. Telan utuh, jangan dikunyah/dihancurkan.
Kontra Indikasi : Tukak peptik. Proktitis (supp). Emulgel : Asma, Urtikaria, rinitis akut yang ditimbulkan oleh salisat atau obat AINS lainnya.
Perhatian : Peny GI, asma, kerusakan fungsi hati, ginjal dan jantung. Pasien dalam terapi dengan diuretika. Pada pemakaian jangka lama, tes fungsi hati dan darah secara teratur. Hamil, laktasi, porfiria, deplesi volume ekstraselular. Gangguan untuk mengemudi dan menjalankan mesin. Emulgel : Hanya digunakan pada permukaan kulit yang utuh/sehat. Hindari kontak dengan mata dan selaput lendir. Jangan dibiarkan bersama sediaan oral.
Efek Samping : Gangguan GI, sakit kepala, pusing, vertigo, ruam kulit, peningkatan serum transaminase. Jarang : Ulkus peptikum, pendarahan GI, fungsi hati abnormal, hipersensitivitas, hepatitis. Gangguan sensasi dan penglihatan, gangguan sistem KV, pankreatitis, meningitis aseptik, pneumonitis, eritema multiforme, diskrasia darah, purpura, eritroderma, sindroma Lyell, sindroma Stevens Johnson. Emulgel : Dermatitis kontak alergik atau non alergik. Ruam kulit, reaksi hipersensitivitas dan fotosensitivitas.
Cara Kerja Obat : Diklofenak adalah golongan obat non steroid dengan aktivitas anti inflamasi, analgesik dan antipiretik. Aktivitas diklofenak dengan jalan menghambat enzim siklo-oksigenase sehingga pembentukan prostaglandin terhambat.
Interaksi Obat : Litium, melotreksat, digoksin, siklosporin, diuretika, antikoagulan, antidiabetik oral, kuinolon, obat steroid (Prednison,dll).
Kemasan/Harga : Tablet salut enterik 25 mg x 5 x 10 (Rp118,040). 50 mg x 5 x 10 (Rp205,640). Tablet bersalut lepas lambat 75 mg x 5 x 10 (Rp281,670). Tab Retard 100 mg x 5 x 10 (Rp383,300). Amp 75 mg/3ml x 5 (Rp160,470). Supp 50 mg x 10 (Rp77,855). 100 mg x 10 (Rp137,795).
Keamanan Kehamilan (AS) : Oral : C, D (pada trimester 3 atau menjelang persalinan) ; Parenteral : B, D (pada trimester 3 atau menjelang persalinan).
Penyimpanan : Simpan di tempat yang sejuk dan kering serta terlindung dari cahaya.
PENUTUP
KESIMPULAN :
Tablet lepas
tunda atau tablet salut enterik yakni jika obat dapat rusak atau inaktif karena
cairan lambung atau dapat mengiritasi mukosa lambung, maka diperlukan bahan
penyalut enterik yang bertujuan untuk menunda pelepasan obat sampai tablet
melewati lambung. Untuk membuat tablet ini diperlukan zat tambahan berupa zat
pengisi, zat pengikat, penghancur, dan zat pelicin.
Pembuatan tablet menggunakan cairan lambung buatan LP bersuhu 37º ± 2º sebagai
media, kemudian masukkan satu cakram pada
tiap tabung dan jalankan alat, gunakan cairan usus buatan LP bersuhu 37º
± 2º sebagai media selama jangka waktu 2 jam ditambah dengan batas waktu
yang dinyatakan dalam masing-masing monografi atau bila dalam monografi
dinyatakan hanya tablet salut enterik, maka hanya selama batas waktu yang
dinyatakan.dalam monografi. Angkat keranjang dan amati semua
tablet: semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak
hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16
dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.
Hal – hal
yang perlu diperhatikan yaitu : Bahan
Awal dan Sistem Penomoran Batch, Penimbangan dan Penyerahan Bahan, Pengolahan
Bahan Menjadi Produk Jadi, Pencemaran Produk Jadi, Pengemasan produk, Penyimpanan Bahan Awal, Produk Ruahan
dan Obat Jadi, Pengawasan distribusi obat, Cara Penggunaan.
SARAN :
Demikianlah
makalah ini kamu buat. Semoga makalah dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila
ada saran atau kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.
Jika ada kesalahan yang terdpat dalam makalah kami, kami mohon maaf.
Terima
Kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Syamsuni, 2008, Farmasetika
Dasar dan Hitungan Farmasi, Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
Syamsuni, 2008, Ilmu
Resep, Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
Anief, 2013, ILMU
MERACIK OBAT Teori dan Praktik, Gadjah Mada University : Yogyakarta.
Kasim, 2014, ISO
Informasi Spesialite Obat INDONESIA Volume 49 – 2014 s/d 2015, PT. ISFI
Penerbitan : Jakarta Barat.
Ping Hui, 2014, MIMS
Petunjuk Konsultasi INDONESIA Edisi 14 2014/2015, PT. Medidata Indonesia :
Jakarta Selatan.
SEMOGA BERMANFAAT !!!
SEMOGA BERMANFAAT !!!
Komentar
Posting Komentar